Di balik desir angin Kalimantan Timur, jauh dari hiruk-pikuk kota, ada sebuah mimpi yang tumbuh dalam doa. Bukan mimpi tentang gedung tinggi atau gemerlap dunia, tetapi tentang sebuah rumah sunyi—tempat jiwa-jiwa menyerahkan segalanya untuk mencintai Tuhan dalam keheningan.
Para rubiah dari Biara Karmel di Bajawa telah mendengar panggilan itu. Saat jumlah mereka telah penuh, tiga calon mengetuk pintu. Lalu datanglah sepucuk surat dari Uskup Keuskupan Agung Samarinda: “Datanglah ke tempat ini, biarlah nyala kasihmu hadir di tengah kami.”
Dan mereka menjawab.
Bukan dengan kemewahan.
Tetapi dengan keberanian, doa, dan keyakinan bahwa Tuhan akan menyertai.
Giri Purwa.
Di sanalah mereka melangkah. Menyewa sebuah rumah kontrakan kecil. Delapan suster harus berbagi ruang sempit—lima tinggal di sana, tiga lainnya belajar keterampilan di Lembang, menanti tempat yang layak untuk bersama.
Namun sempitnya ruang tidak membatasi luasnya iman.
Mereka mulai menanam doa di tanah ini.
Dan kini mereka mengundang kita—anda—untuk menanam kasih bersama mereka.
Biara dan Kapel yang ingin mereka bangun bukan sekadar bangunan. Ia adalah tempat perjumpaan jiwa dengan Tuhan. Tempat ribuan doa dinaikkan setiap hari, bukan hanya untuk Gereja, tapi juga untuk dunia: untukmu, keluargamu, dan semua yang membutuhkan terang pengharapan.
Mereka bukan aktivis yang lantang.
Mereka bukan misionaris yang keliling dunia.
Tapi mereka adalah jantung yang terus berdetak untuk Gereja, diam namun tak pernah berhenti berdoa.
Kami Mengundangmu Menjadi Bagian dari Mukjizat Ini
Biara ini belum berdiri. Kapel ini masih berupa rencana dan tanah kosong. Tapi setiap harapan yang didoakan, setiap tangan yang memberi, setiap hati yang tergerak adalah batu hidup yang membangun rumah Tuhan di tanah ini.
Download aplikasi BAKKAT
Kunjungi www.bakkat.org
Pilih program: Pembangunan Biara Karmel – Penajam
Jadilah bagian dari cerita ini.
Karena saat kita membangun rumah bagi Tuhan, di sanalah Tuhan sedang membangun sesuatu yang kekal di dalam diri kita.