Lima puluh tahun silam, Uskup Agung Leo Soekoto, SJ melihat kenyataan sederhana namun menyayat: ada sekolah-sekolah Katolik di Keuskupan Agung Jakarta yang melayani mereka yang terpinggirkan, tetapi bergumul dengan keterbatasan anggaran. Dari keprihatinan yang penuh harapan itulah, pada 27 Agustus 1975 lahir Majelis Pendidikan Katolik Keuskupan Agung Jakarta (MPK KAJ)— sebuah wadah solidaritas agar setiap anak, tanpa memandang latar belakang, tetap bisa belajar, bertumbuh, dan bermimpi.
Hari ini, MPK KAJ menaungi 70 yayasan, membimbing sekitar 485 sekolah bersama lebih dari 7.000 pendidik. Dunia berubah cepat—persaingan pasar kian tajam, teknologi dan Artificial Intelligence merambah ruang kelas, sementara kebutuhan akan operasional yang layak serta peningkatan profesionalitas guru dan mutu sekolah semakin mendesak.
Di tengah perubahan itu, ada satu hal yang tetap: anak-anak yang menanti uluran tangan kita. Mereka yang duduk di bangku kayu sederhana, menyalin huruf demi huruf dengan tekun, menatap masa depan dengan mata penuh harap. Di sanalah Anda hadir—menguatkan langkah mereka.
Setiap rupiah adalah benih kebaikan yang bertumbuh menjadi kesempatan. Bersama, kita menyalakan terang di kelas-kelas kecil yang tak pernah padam.
Di usia ke-50 ini, kami mengundang Anda bergabung dalam gerakan solidaritas MPK KAJ. Mari kita rawat warisan kasih yang dimulai setengah abad lalu, agar semakin banyak anak merasakan hangatnya penyertaan Tuhan melalui pendidikan yang bermutu.